Friday, June 14, 2013

Manfaat berbagi dan berinfak dan indahnya berbagi kepada yang membutuhkan diantara kita (Kisah Nyata)

Asalamuallaikum, selamat datang di blog saya salam hangat sejahtera untuk kita semua. Di postingan kali ini, saya akan membahas mengenai "Indahnya berbagi". Tentunnya semua orang ingin dikenang tiada henti saat kita telah meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Seperti Ust. Jeffry, saat beliau meninggal bahkan sampai postingan ini diterbitkan atau H+50 setelah kepergia beliau, beliau masih saja dikenang oleh semua orang.

Salah satu kuncinya adalah dengan menjalin silaturahmi sebanyak banyaknya. Dulu, sewaktu saya SD, saya sering diajari oleh guru mengaji saya mengenai silaturahmi. Beliau bilang "Silaturahmi dapat memperpanjang usia" awalnya saya tidak percaya dengan ucapan beliau. Karena se-tau saya bahwa berapa panjang usia seseorang itu telah ditentukan sejak orang itu lahir.

Namun semakin beranjak dewasa dan setelah melihat fenomena Ust. Jeffry, memperpanjang usia  yang dimaksud oleh guru saya adalah setelah meninggal. Umur Uje, begitu beliau biasa disapa sampai sekarang masih panjang alias masih saja dikenang.

Selain dengan silaturahmi, juga dengan ber-infak atau berzakat dengan sesama. Sebenernya saya masih kurang mengerti akan perbedaan keduanya. Namun secara awam, intinya adalah kita memberi sebagian rejeki kita terhadap seseorang yang membutuhkan. Seperti pengemis, tukang parkir(Pa ogah), musafir, dan lain lain.

Contoh nyata hari ini saya melihat sendiri keajaiban atau manfaat dari berinfak itu. Pada saat saya dan orang tua saya mengantri untuk pemotretan E-KTP, saya melihat seorang ibu ibu bersama anaknya pun ikut mengantri. Tapi disela-sela mengantri, ibu ibu beserta anaknya itu bertemu dengan seorang, maaf pengemis yang biasa ibu ibu beserta anaknya itu kasih uang jika beliau lewat atau sedang memulung depan rumah ibu ibu tadi.

Pada saat bertemu itu, ibu ibu tidak merasa malu bahkan gengsi sewaktu bersalaman dengan pengemis tadi. Seraya menunggu antrean, ibu ibu tadi langsung mencari cari uang Rp10.000 untuk diberikan kepada pengemis tadi. Mungkin uang segitu tidaklah besar untuk kita dan sebagian besar orang yang mampu, namun cobalah kita kasih uang itu kepada pengemis atau yang membutuhkan, mereka akan sangat berterima kasih kepada kita.

Tidak lama berselang dari pemberian uang tersebut, ibu ibu beserta anaknya tadi yang belum mendapatkan nomor antrean untuk pemotretan E-KTP, didatangi oleh seorang bapak bapak lalu bapak bapak itu berkata kepada ibu ibu tadi "Bu, udah dapet nomor antrean? Kalau belum, ini saja pake punya saya, kebetulan saya tidak jadi.(dengan bahasa sunda)". Entah itu ada hubungannya dengan pemberian ibu ibu tadi kepada pengemis itu atau tidak, tapi berbagi itu indah.

Anehnya, ibu ibu tadi sama sekali tidak mengenal bapak bapak itu. Bahkan belum pernah bertemu sebelumnya. Tentu saja sebagai umat beragam dan sebagai orang yang beretika, ibu ibu tadi mengucapkan "Terima kasih banyak pak.(dengan bahasa sunda)

Kebetulan, nomor antrean yang dikasih oleh bapak bapak tadi masih jauh, jadi ibu itu memutuskan untuk pulang dan mungkin kembali setelah jum'atan. Dan saya bersama orang tua saya kembali mengantri seraya merenungkan kejadian yang baru saja terjadi dan kami lihat sebelumnya.

Subhanallah, itulah  kisah nyata tentang indahnya berbagi!! Dan ingat, menyisihkan uang kita untuk orang orang seperti itu atau yang benar benar membutuhkan tidak akan membuat kita bangkrut bahkan tidak akan mengurangi sedikit harta kita.

Janji Allah adalah, jika kita memberi 1 maka insya Allah, Allah akan memberikan balasannya berkali kali lipat. Semoga postingan kali ini, bisa memberikan manfaat yang banyak tentunya untuk saya pribadi tentunya dan untuk para pembaca umumnya.

Gambar : Google,inc

No comments:

Post a Comment