Sunday, May 12, 2013

Komplotan Hacker Bobol US$45 Juta di 27 Negara dalam 10 Jam

Tujuh pelaku ditangkap, satu orang tewas dibunuh.

Cyber Crime.               

Komplotan hacker berhasil membobol dua bank di Timur Tengah senilai US$45 juta dengan melakukan penarikan ATM di 27 negara. Para peretas ini melakukannya dalam waktu 10 jam dengan 36 ribu transaksi.

Dikutip dari Reuters, Minggu 12 Mei 2013, Departemen Kehakiman AS mengungkapkan aksi tersebut diotaki oleh delapan orang. Penegak hukum AS telah menangkap tujuh sedangkan satu lagi, dilaporkan telah tewas dibunuh di Republik Dominika pada 27 April lalu.

Jaksa AS menyatakan serangan cyber crime tersebut hanya berlangsung satu kali dengan waktu 10 jam, menggasak lebih US$40 juta dengan koordinasi yang rapi di 27 negara yang melibatkan 36 ribu transaksi.

"Jika aksi perampokan menggunakan senjata dan masker, maka organisasi kejahatan cyber ini menggunakan laptop dan internet," kata Jaksa AS untuk Distrik Timur New York, Loretta Lynch.

Delapan pelaku adalah warga negara AS, yaitu Jael Mejia Collado, Joan Luis Minier Lara, Evan Jose Peña, Jose Familia Reyes, Elvis Rafael Rodriguez, Emir Yasser Yeje and Chung Yu-Holguin atau dikenal dengan julukan Chino El Abusador.

Semuanya, kecuali, Elvis Rafael Rodriguez, mengaku tidak bersalah. Sedangkan Evan Jose Pena dibebaskan dengan jaminan. Satu pelaku yang tewas adalah Alberto Yusi Lajud-Pena. Tidak dijelaskan apakah ia tewas akibat kasus ini.

Penelusuran Jaksa, komplotan ini meretas dua komputer penyedia layanan kartu kredit, satu di India pada Desember 2012, dan satu lagi di AS pada Februari 2013. Dua perusahaan tersebut tidak disebutkan.

Para hacker meningkatkan saldo dan batas penarikan kartu debit Master Card yang diterbitkan bank Muscat Oman dan National Bank of Ras Al Khaimah PSC (Rakbank) dari Uni Emirat Arab.

Lalu mereka membagikan kartu debit palsu untuk "casher", orang yang bertugas menguangkan, di seluruh dunia sehingga memungkinkan mereka menyedot jutaan dolar dari ATM dalam hitungan jam.

Di New York, anggota sel menyebar ke berbagai sudut kota pada 19 Februari 2013 hanya dengan kartu bertuliskan bank Muscat. Sepuluh jam kemudian, mereka berhasil menarik US$2,4 juta dengan 2.904 penarikan. Sedangkan komplotan di negara lain berhasil menarik sekitar US$40 juta dari bank Muscat. US$5 juta lainnya telah berhasil dicuri dari Rakbank pada Desember.

Para casher di seluruh dunia mencuci uang mereka dengan membeli berbagai barang mewah, dan mengirim sebagian uang mereka kepada pemimpin organisasi. Pihak berwenang telah menyita ratusan ribu dolar AS dalam bentuk tunai dan rekening, dua arloji rolex, satu mobil SUV mercedes-Benz.

Para penyidik juag menemukan sebuah email yang berasosiasi dengan operasi pencucian uang di Rusia. Penegak hukum AS telah bekerjasama dengan berbagai negara di Jepang, Kanada, Jerman, Rumania, Uni Emirat Arab, Republik Dominika, Meksiko, Italia, Spanyol, Belgia, Perancis, Inggris, Latvia, Estonia, Thailand dan Malaysia untuk mengungkap jaringan ini.

Master Card menyatakan telah bekerjasama dengan penegak hukum dalam penyelidikan dan menekankan tidak ada pihak internal yang terlibat dalam serangan tersebut.
Timur Tengah
Ahli Cyber menganalisis operasi ini melibatkan ratusan orang dengan beberapa orang otak yang merancang untuk menembus sistem keuangan yang terlindungi dengan baik. "Hacker hanya perlu menemukan satu kerentanan yang menyebabkan jutaan dolar kerusakan," kata pakar Cyber yang juga mantan jaksa kejahatan, Mark Rasch.
 
Global Vice President of Consulting Security Cylance Inc, Shane Shook, menganalisis kelompok ini menargetkan bank Timur Tengah karena banyaknya orang kaya di negara tersebut dan tidak memonitor aset mereka dengan baik.
 
"Timur Tengah penuh dengan target orang kaya, namun sedikit lengah dalam hal keamanan elektronik," katanya. (ren)
 
Source : VivaNews.com

No comments:

Post a Comment